Rabu, 27 Januari 2016

Mengenang Krus Haryanto, mendiang suamiku

Salah satu yg sering dilakukan suamiku almarhum ... berbagi ilmu yg dia miliki. Dan ini  adalah salah satu tulisannya tentang Fotografi. Semoga pahalanya sampai ke almarhum.

 

 

Sekali sekali tidak ada salahnya kalau kita belajar lagi soal fotografi. Nah artikel dan semua foto berikut adalah tulisan dan hasil bidikan guru saya Almarhum Om Krus Haryanto di kumpulan album dan diskusi diskusi di grup Komunitas Fotografi Ponsel (KoFiPon) semasa beliau masih aktif dulu, tentu saja dengan ponsel Nokia N73 kesayangannya. 
Dan semoga apa yang ada dalam tulisan ini bisa menjadi amal jariyah beliau sekaligus bahan pembelajaran kita bersama.......... Amin ........

DIMENSI FOTO, Seing dengar istilah ini? Sering dengar, tapi masih belum begitu paham? OK mari kita bahas soal ini. Dimensi termasuk salah satu kaidah berkomposisi, salah satu teknis kreatif untuk memperindah foto. Pengertian dimensi adalah kesan ruang atau kedalaman gambar (subyek foto), sehingga foto tidak terasa flat (rata). Ini salah satu yang membuat foto terasa hidup, lebih nyata, sehingga secara kualitas foto berdimensi lebih kuat dan menarik dibanding yang flat. Untuk lebih memahami dimensi, bayangkan perbandingan antara potongan kertas craft yang ditempel di buku gambar dan yang dibentuk menjadi bunga atau burung tiga dimensi. Yang tempelan sebagus apapun penyusunannya tetap datar, terkesan mati. Sedangkan yang tiga dimensi lebih menguasai ruang, lebih hidup, lebih nyata. Nah, bagaimana menciptakan kesan dimensi dalam foto, silahkan simak uraian berikut ini. 

Ada 3 macam teknis menciptakan dimensi:
1. Menciptakan bayangan subyek
Elemen bayangan memberi kesan kedalaman subyek foto. Bayangan memberi gambaran tentang tinggi/panjang sebuah benda, dalamnya lekuk-lekuk bentuk benda, kasarnya tekstur permukaan, mancungnya hidung, tembemnya pipi dst. Bayangan dibentuk dengan penyinaran menyamping, TIDAK satu titik dengan angle kamera seperti flash yang menempel di hotshoe. Foto di bawah ini memanfaatkan sinar yang datang dari jendela dan pintu terbuka.
CONTOH
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2285920523055&set=oa.249450678487821&type=1&theater
INI CONTOH GAMBAR FLAT
*source:https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2286184809662&set=oa.249450678487821&type=1&theater
BANDINGKAN DGN INI DIMENSINYA
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2286185489679&set=oa.249450678487821&type=1&theater
INI CONTOH BAYANGAN YG HALUS, JUGA BISA MEMBUAT DIMENSI
(kalau gak ada bayangan kacamata itu kesannya cuma menempel)
*source :https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2350759984001&set=oa.249450678487821&type=1&theater
2. GARIS PERSPEKTIF, BOLEH DARI SUBYEK UTAMA ATAU SUBYEK PENDUKUNG
Garis perspektif cendrung membawa mata menuju kedalaman ruang... CONTOH, FRAME KAYU DI FOTO INI, JUGA ARAH KELEDAI YG DIAGONAL SAMA2 MEMBENTUK PERSFEKTIF
contoh
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2286188089744&set=oa.249450678487821&type=1&theater
PERSFEKTIF KURSI
*source: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2289085842186&set=oa.249450678487821&type=1&theater

WALAUPUN KECIL PERSFEKTIF QURAN DI FOTO INI TERASA (krn gak crowded)
ADANYA RUANG KOSONG DAPAT MEMBENTUK GARIS IMAJINASI KE ARAH BENDA
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2349968444213&set=oa.249450678487821&type=1&theater
3. KOMPOSISI SUBYEK BERLAPIS
3A. Dengan Depht Of Field (DOF) pendek menyebabkan subyek pendukung out of fokus (blur). Adanya perbedaan antara subyek yang tajam dan yang blur dengan sendirinya mengesankan perbedaan ruang, mengesankan kedalaman.
contoh
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2283026210699&set=oa.249450678487821&type=1&theater
contoh kasus
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2283026210699&set=oa.249450678487821&type=1&theater
3B. Perbedaan intensitas cahaya subyek-subyek, baik secara gradual atau tegas
contoh kasus
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2285930323300&set=oa.249450678487821&type=1&theater
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2278377454483&set=oa.249450678487821&type=1&theater
 3C. GARIS-GARIS TEGAS YANG MENCIPTAKAN LAPISAN DIMENSI
contoh kasus
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2278396614962&set=oa.249450678487821&type=1&theater
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2278396894969&set=oa.249450678487821&type=1&theater
Yang contoh foto keyboard jendela dan gitar, itu juga contoh subyek berlapis. Perhatikan garis melintang frame subyek keyboard membentuk lapisan pertama, frame jendela lapisan ke dua, subyek gitar lapis ketiga, dinding balkon lapis keempat 
***** 
Cahaya alami seringkali menunjukkan efek dimensi yang indah. Contoh di foto ini, semua subyek foto (gelap, terang, cahaya jendela dan refleksi di lantai dan tembok) membentuk pola dimensi yang jarang bisa kita buat secara sadar. 
Tuhan memang Maha Estetis..
contoh kasus
*source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2283044091146&set=oa.249450678487821&type=1&theater
*credit : Alm. Om Krus Haryanto

Sumber : 
http://www.zizigallery.com/2015/11/dimensi-foto-oleh-om-krus-haryanto.html

in memoriam my lovely hubby ...

in memoriam, om krus haryanto

Posted by : ngatmow prawierow 5.21.2014
innalillahi wa inna ilaihi roji'un....


Telah berpulang ke rahmatullah, Guru, mentor dan Sahabat, Om Krus Haryanto pada hari Minggu 18 mei 2014 jam 14.50 karena sakit di rumah sakit Dharmais, Jakarta. Jenazah dimakamkan di peristirahatan terakhirnya di pemakaman umum KaliMulya 1, Pondok Rajek Depok, Tanggal 19 Mei 2014 pukul 10:00 WIB.

Sebuah berita yang cukup menonjok dan sangat mengagetkan bagi saya. Saking tidak percayanya, sampai harus berulang kali mencari kebenarannya lewat timeline twitter dan medi sosial lainnya, hingga menemukan kepastian berita tersebut.

Dan tidak terasa air mata menetes di pipi ini dengan diiringi rasa pedih yang sangat dalam di relung hati. 
Walaupun tidak lama mengenal beliau, kurang lebih sejak pertengahan tahun 2011, banyak sekali pelajaran yang kemudian  diberikanya menjadi ilmu bagi saya. Baik ilmu tentang komposisi, fotografi, ilmu tentang hidup, ilmu tentang hubungan antar manusia, ilmu mengontrol emosi dari hati....

"ingat om ngatmow, kita ketika akan memotret jangan sampai terbawa pada nafsu, tapi gunakanlah hati untuk itu...."
Satu hal yang paling saya kagumi dari om Krus yang pernah menjabat sebagai Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) kedua (periode tahun 2001 - 2004 ini adalah beliau tidak pernah sedikitpun merasa sebagai senior dalam dunia fotografi. Dengan entengnya beliau berbagi pengalaman (karena beliau tidak pernah mau disebut sedang mengajari) berfoto kepada saya (dan juga teman-teman lainnya) bagaimana memproduksi sebuah foto yang bagus dan bercerita. Beliau juga tidak pernah segan untuk bercanda tanpa ada rasa sungkan sehingga bila sedang bersamanya suasana akan terasa hidup, dan tidak hambar.
Pernah suatu ketika di awal tahun 2012 saya mendapati sebuah pesan di account facebook dari beliau. Isinya antara lain adalah mengkritik salah satu foto saya dengan bahasa yang mudah di cerna oleh orang awam seperti saya ini.

" mas, saya kok merasa kurang sreg dengan foto mas ngatmow yang itu ya. apa mungkin karena bla bla bla......"
" sedikit saran, mungkin mas ngatmow perlu begini begini....."
" kalau masih penasaran kirim saja pertanyaan lewat pesan fb saya biar lebih enak ngobrolnya...."
Rasanya tidak percaya memang bahwa pesan itu berasal dari seorang senior seperti om krus, awalnya saya sangat canggung dan minder namun karena pembawaannya yang mudah akrab, dan humoris, tidak butuh waktu lama bagi kami untuk akrab dan pada akhirnya sering berkirim pesan dan ngobrol di dunia maya.
Pernah juga saya pertanyakan salah satu hasil karya beliau yang menampilkan kecoa dan ada sebuah kalimat di pengantarnya, ...."yang jijik kecoa bukan temanku, hehehe.... "
Tak disangka Jawaban beliau sungguh membuat saya ikut tersenyum.....
" kecoa itu makhluk Tuhan yang hebat. Kenapa harus jijik, dia tidak pernah mandi saja selalu kelihatan bersih bersinar kan ? apa yang perlu dijijikkan sih ? "
" em....bersih sih bersih, tapi kan gimana gitu om...."
" lha sekarang saya tak tanya om, mau ngga kaya kecoa ? nggak pernah mandi tapi cakep terus lho....hehehe "

Dalam dunia fotografi, beliau jugalah yang sangat berpengaruh pada alur dan garis jepretan saya. Banyak nasehat yang sampai saat ini masih saya gunakan sebagai "jalan cahaya". Dan beliau pulalah yang mengarahkan saya untuk mendalami foto buta warna alias hitam putih... 
"masa yang dijepret makanan terus mas, nanti tambah bulat lho itu badannya hehehe, sebenarnya kalau saya lihat mas Ngatmow ini bagus juga kalau memotret objek manusia kok. apalagi dibuat buta warna. Hanya saja nanti kalau ada beberapa hal yang perlu diingat, bla....bla...bla.... "
(panggilan mas ini kemudian berubah menjadi om ketika kami sudah sering chat dan semakin akrab)

Banyak juga ilmu beliau yang di-share kepada kawan-kawan dalam grup Fotografi Kamera Ponsel (KoFiPon) dalam bentuk tulisan, dokumen, diskusi dan foto-foto hasil jepretan ponsel Nokia E72 kesayangannya. Dan tanpa memandang sebelah mata, beliau jugalah yang menyemangati grup ini untuk terus berjuang untuk berkibar. Terus berkarya foto dengan peralatan yang minimal namun dengan hasil yang maksimal.

Buat saya ini fenomena baru yang harus disambut positif oleh siapapun, termasuk kalangan fotografer profesional. Bayangkan, dengan adanya smartphone, kesadaran masyarakat tentang bermedia-foto 'naik seribu persen'. Lengkap pula dengan segala penajaman aspek di dalamnya. Ada yang antusias menjadi bagian dari jurnalisme publik, ada yg suka berekspresi dengan obyek simbol2 dan fine art, atau yang sekadar suka membuat dokumentasi dan foto-foto narsistis.
Bahwa, para newbie itu belum menguasai teori, atau baru setengah matang, itu wajar saja. Namanya juga hobiis. Saya pribadi memilih bersikap wellcome, mengapresiasi karya-karya dari "orang-orang yang masih segar", dan menjadikan mereka teman-teman baru berfotografi. Menilai mereka dengan ukuran ideal rasanya kurang fair, kawan. Mereka tidak lebih sebuah fenomena positif di era digital dan sosial media. Mereka tidak menghianati idealisme kekaryaan, atau mengancam kemajuan fotografi Indonesia. Sebaliknya, mereka juga kekayaan dunia fotografi. (Btw, Ini terjadi juga di dunia musik. Bahkan, banyak orang bilang kualitas musik indie lebih bagus dari produk mainstream. Jadi, bagus juga fenomena foto hobiis ini dijadikan dorongan semangat berkarya fotografer pro)" .......#‎krusharyanto‬ dalam sebuah diskusi kecil kami dan beberapa orang lainnya di sebuah forum fotografi .

selamat jalan om @krusharyanto semoga mendapatkan tempat terindah di surga -Nya.....amin
#KoFiPonberduka

Copyright @ Hidayat Syah Alam
Copyright @ Dewi Nurcahyani


Sumber : 
http://brockbox.blogspot.co.id/2014/05/in-memoriam-om-krus-haryanto.html

Jumat, 22 Januari 2016

Terbakar hidup-hidup


Kisah nyata : 

Peristiwa ini baru terjadi kemarin sore, seorang pria kira-kira umur 50-an, tewas hangus terbakar di dalam rumahnya. Wajah dan tubuh pria ini sudah tidak dapat dikenali. Rumahnya dilalap api berikut mobil yang terparkir di depannya.  Mobil meledak, meluluhlantahkan rumah dan pemiliknya. Api sulit dipadamkan karena rumah sebagian terbuat dari dinding papan.  Pria ini menderita stroke, tidak bisa jalan, hanya bisa duduk di kursi roda.  Diduga, rumahnya terbakar akibat rokok yang dibuang sembarangan. Pria ini meskipun sakit tidak berhenti merokok.  Bahkan, jika dilarang dia akan marah, istrinya sering kali menjadi sasaran amarahnya. Sore kemarin, dia hanya sendiri di rumah, kemungkinan tertidur,  istrinya sedang di rumah tetangga. Tragis sekali nasib pria ini. 

Mungkin berita diatas sering kita lihat di televisi.  Namun ada kisah menarik dibalik berita ini.  
Pria ini dikenal keluarga dan tetangganya berperilaku buruk. Dia suka berbohong hanya untuk mendapatkan segelintir uang. Pernah suatu ketika, dia mendapat tugas dinas ke luar kota, dia pura-pura kecelakaan, kakinya diperban, diberi betadin, agar sampai di bandara dia dijemput oleh mobil dinas dan mendapatkan uang santunan. Itu diceritakan dan disaksikan sendiri oleh sepupunya. Padahal dia seorang PNS yang bergolongan IV, tidak memiliki rasa malu, sering sms  minta uang kepada saudara-saudaranya, meskipun dia tidak kenal dekat.  Dan yang pasti dia tidak sholat.  Pernah suatu ketika, dia masih berbicara ingin mencari istri baru, padahal dia sendiri saat itu sudah dalam keadaan stroke ringan.  


Contoh kehidupan diperlihatkan Allah kepada kita hambanya, agar dapat menjadi pembelajaran  dan diambil hikmahnya. Di dunia pun sudah dibakar, apalagi di akherat. Naudzubillahiminzalik. Wallahualambissawab.

Selasa, 12 Januari 2016

Trip to Aceh dan Danau Toba


Saya dan keluarga berkunjung ke kampung halaman kami di Aceh, dari tanggal 20 - 30 Desember 2015. Rencana kunjungan ini berawal dari saudara sepupu datang dari Aceh mengabarkan akan menikahkan anaknya. Kebetulan abang saya, juga akan pulang kampung dan dia pulang ke Aceh lewat jalan darat, bawa mobil bersama anak dan istrinya. Jadilah, kami kuatkan tekad untuk sekalian pulang kampung dengan niat silaturahim dan ziarah ke makam ayahanda di Kutacane, Aceh Tenggara. Karena ada mobil abang saya yang akan mengantarkan kami kesana ke mari di Aceh sana. Lebih leluasa, tidak perlu sewa mobil.

Kami berangkat hari Minggu, 20 Desember 2015 dari bandara Halim Perdanakusumah dengan penerbangan perdana jam 05.25. Tiba di Banda Aceh jam 08.30. Ini kali pertama saya dan kakak saya ke Banda Aceh, meskipun kami orang Aceh, karena setiap pulang kampung ke Takengon selalu melalui Medan langsung ke Takengon, tidak melewati Banda Aceh. Setiba di Bandara Sutan Iskandar Muda, kami di jemput mobil travel yang sudah dipesan oleh sepupu yang mau ngawinin anaknya. Kami tiba di Takengon, Aceh Tengah sekitar jam 6 sore, menjelang magrib.

Takengon adalah ibukota dari kabupaten Aceh Tengah, berudara dingin, dikelilingi oleh pegunungan, terdapat dua tempat wisata yang terkenal Danau Laut Tawar dan Pantan Terong. Ibu saya berasal dari Takengon, Aceh Tengah, sedangkan ayah  berasal dari Kutacane, Aceh Tenggara. Saya dilahirkan di Kutacane, umur 2 tahun di bawa ke Takengon, kemudian besar di pinggiran Jakarta, tepatnya di Depok.




bandara Sutan Iskandar Muda, Banda Aceh


Keesokan harinya, Senin, 22 Desember 2015,  sehabis sholat subuh, kami jalan kaki ke pasar paya ilang, beli sayuran dan tentu saja ikan depik, ikan  yang hanya ada di Danau Laut Tawar. Satu bambu Rp. 110.000... ehm lumayan mahal...mungkin karena sudah langka... Sore hari, kami melakukan ziarah kubur ke makam kakek dan nenek di kampung Kebet, sekalian silaturahim dengan saudara-saudara di sana, juga menyempatkan diri ke Pantan Terong, lokasi wisata baru yang ada disana. Sayang, karena sudah sore dan terhalang kabut, kami hanya sebentar disana. Padahal, Pantan Terong sangat indah, karena dari atas gunung ini, seluruh kota Takengon tampak terlihat jelas, termasuk Danau Laut Tawar nan elok itu.



Takengon 20 - 28 Desember 2015


Pasar Paya Ilang



Kebet

 Makam kakek  dan  nenek






 


Pantan Terong 

 






Danau Laut Tawar tampak dari Pantan Terong





  Danau Laut Tawar nan indah 




 Danau Laut Tawar


Burni Gajah





Hari Selasa, 22 Desember 2015 sekitar jam 10 pagi, kami berangkat menuju Kutacane, Aceh Tenggara, kota kelahiranku. Kami mengambil jalan alternatif, melewati danau laut tawar, ke ujung bintang, terus menuju Ise-ise, lewat Blang Kejeren dan pengunungan Leuser. Perjalanan kali ini benar-benar menguji adrenalin kami. Jalan berkelok-kelok dan berliku-liku mengitari gunung dan bukit, sehingga kedua kakak saya yang biasanya tidak muntah, kali ini muntah. Banyak jalan longsor, sering sekali kami temui buldozer dan becho sedang mengeruk tanah yang longsor. Di kiri kanan jalan, tebing tinggi dan jurang yang terjal, sepanjang mata memandang hanya hutan dan gunung.  Jalan kami sempat terhenti sekitar satu jam karena ada perbaikan jalan, Kami hanya menemui beberapa kampung, diantaranya kampung ise-ise, tempat kami makan siang. Berikutnya kami istirahat sebentar di sebuah kampung sebelum pegunungan Leuser. Kami tiba di Kutacane sekitar jam 8 malam. Dan kami berjanji, pulang nanti tidak lagi melewati jalan alternatif ini. Kapok, ceritanya.





 perbaikan jalan



inilah kampung ise-ise

 



Kutacane 22 - 23 Desember 2015



Makam ayahanda tercinta
 




 Lemang


Masjid Agung At-Taqwa 



 di rumah saudara sepupu 


Dari Kutacane, kami ke Danau Toba. Ini sebenarnya di luar rencana. Seperti saya sebutkan tadi diatas, kami kapok pulang ke Takengon melewati jalan alternatif kemarin, karena terlalu beresiko. Akhirnya, kami memutuskan melalui jalan provinsi jalur Medan - Takengon yang relarif jalannya lebih lebar dan bagus. Karena dari Kutacane ke Danau Toba, katanya hanya 5 jam, maka kami memutuskan untuk singgah ke Danau Toba, yang memang belum pernah kami kunjungi. Jadilah kami berangkat ke Danau Toba dari Kutacane, hari selasa sekitar jam 6 sore. Abang saya menggunakan mesin GPS untuk menuju Danau Toba. Rupanya, abang saya salah dalam menggunakan GPS ini, abang saya mengetik langsung Danau Toba saat di masih di Kutacane, seharusnya dia ketik berastagi  atau parapat... jadilah kami nyasar ke pulau Samosir, di tengah malam yang sunyi senyap karena hampir semua penduduk sudah terlelap. Kami melewati kawasan Sidikalang yang berliku-liku. Hadeuuhhh.... Sempat juga di tengah jalan terjadi accident kecil.... alhamdulillah, dibantu sama penduduk setempat, yang ternyata baik-baik, menolong kami untuk menderek mobil abang saya, meskipun harus membayar sejumlah biaya.... alhamdulillah lagi, kami semua selamat dan mobil abang saya juga tidak kenapa-kenapa.... Allahuakbar.... Allah Maha Besar.

Tapi apapun... akhirnya sampai juga kami di Danau Toba ... perjalanan panjang dan melelahkan terbalaskan dengan pemandangan Danau Toba nan Indah. Dan ternyata Danau Toba dan pulau Samosir itu sangat luas dan  besar sekali, tidak seperti yang ada dalam bayangan saya.....Subhanallah, sungguh indah maha karya MU.... kami menginap semalam di Parapat... sempat juga menyeberang ke pulau Samosir menggunakan kapal Ferry kecil... Penginapan disana juga tidak terlalu mahal, kami dapat penginapan yang murah sekitar 300 ribuan, kapal ferry per orang hanya 10 ribu saja. Makan juga tidak terlalu mahal. 


Danau Toba 23 - 25 Desember 2015









ehhh... ada monyet nangkring...


menuju Samosir









Hari Senin sore, tanggal 28 Desember 2015 kami pulang melalui Banda Aceh. Di Banda Aceh kami mengunjungi masjid raya Baiturrahman yang sedang direnovasi, Museum Tsunami dan Kapal PLTD Apung,  kapal yang terdampar ke daratan saat gelombang tsunami menerjang Provinsi Aceh. Kami makan siang di RM Spesifik Aceh, makan di sini tidak terlalu mahal, kami makan bersembilan hanya 280 ribu saja. Sore harinya, kami sempatkan ke Pantai Ulee Lheue, beli oleh-oleh dan makan duren di Leumbata. Dan esok paginya  ke Pantai Ujong Batee, makan siang di RM Selera Ujong Batee, juga tidak mahal, hanya 186 ribu saja, sore hari kami terbang untuk kembali ke Jakarta. Alhamdullilahh. Fabiayyialaairabbikumatukadzibann. 


Banda Aceh 28-30 Desember 2015


Masjid Raya Baiturrahman, sedang dalam renovasi 



 Museum Tsunami






 
 Kapal PLTD Apung






RM Spesifik Aceh

Pantai Ulee Lheue

 sunset di Ulee Lheue


Lontong Medan



Pantai Ujong Batee 








RM Selera Ujong Batee