Selasa, 23 Oktober 2018

Trip to Bali September 2018

Liburan ke Bali ini sebenarnya tidak direncanakan, kebetulan abang saya ada pekerjaan di Bali, dia bersama team nya membawa kendaraan lewat jalur darat, saya ingin nyusul sendiri naik pesawat, tapi kemudian abang sy menyuruh istri dan kedua anaknya ikut serta, juga nenek (sebutan utk ibu sy). Beberapa hari sebelumnya, sy memang melontarkan ajakan ke ibu saya untuk menyusul anak lanang satu2 nya yg sudah duluan tiba di Bali. Tapi dijawab, kalau berdua saja tidak mau, kalau rame2 mau, katanya. Jadilah kita trip ke Bali kali ini membawa 3 bocah dan satu manula... bisa dipastikan betapa rempongnya hehehe... tapi asyik dan menyenangkan, terlebih bisa membawa ibu jalan-jalan ke Bali.... Alhamdulillah


Karena ibu sudah sepuh (85 thn), saya membeli kursi roda travel yang berukuran kecil sepulang kerja, untuk mendorong beliau ketika kelelahan dalam perjalanan. Sebenarnya ibu saya masih kuat untuk berjalan, namun jika terlalu jauh, sering merasa lelah. Benar saja, kursi roda tersebut sangat bermanfaat, meskipun awalnya beliau tidak mau memakai kursi roda, "aku masih kuat", katanya. 

Kami tiba bandara Ngurah Rai Selasa malam, 11 September 2018, dijemput oleh abang saya,   menginap di Hotel Made, di daerah Kuta Utara, dekat dengan pekerjaan abang saya.

Kami mengunjungi banyak spot wisata, setiap hari, kami habiskan waktu untuk meng-explore tempat wisata di sana. Alhamdulillah, ibu sehat selama 4 hari  di Bali.

Berikut moment-moment kami selama di Bali.


Hari pertama kami ke Taman Ayun dan Pura Ulun Datu, Rabu 12 September 2018 


Taman Ayun 














Pura Ulun Datu







                                          gambar pura yang ada di uang 50 ribuan








Pantai Kuta 

Hari kedua, Kamis 13 September 2018 pagi-pagi kami ke pantai Kuta, suasana masih sepi, mungkin karena masih pagi. Di Kuta, kami menikmati udara pantai yang masih segar sembari minum kelapa muda, harga satu buah kelapa 20 rb. Anak-anak senang main di Pantai.



 







      






    Pantai Pandawa

    Dari Kuta, kami melanjutkan perjalanan ke Pandawa. Lokasi wisata ini tergolong baru, sekitar tahun 2011 baru dibangun, kata pedagang makanan yang sempat saya tanya. Sepertinya tempat ini dulunya lokasi gunung kapur, kemudian dibelah, jadilah tempat wisata dengan view yang menawan. Wisatawan dapat menikmati pemandangan laut biru dan deburan ombak dari atas bukit yang dibelah ini. 











    Pura Uluwatu

    Dari Pandawa ke Pura Uluwatu, masih satu garis pantai. Memasuki kawasan wisata ini harus waspada, karena banyak monyet yang siap merampas kacamata, HP dan topi dan tas pengunjung. Trik supaya tidak didekati monyet, peganglah kayu atau ranting pohon, dijamin monyet tidak berani mendekat.  Saat kami disana, kacamata dan sandal anak kecil dirampas oleh monyet, untung nya bisa diselamatkan oleh tour guide disana. Monyetnya lumayan besar-besar.











    Tanah Lot

    Sore hari, kami menikmati sunset di Tanah Lot. Alhamdulillah air laut tidak pasang, sehingga kami bisa lebih leluasa turun mendekati pura kecil yang ada di batu karang di pinggir laut itu, yang merupakan ikon dari Tanah Lot ini. Di perjalanan pulang ke area parkir, banyak penjual souvenir di kiri kanan jalan menjajakan dagangannya ke wisatawan, seperti di Borobudur. 












    Keesokan harinya, hari ke tiga, Jumat, 14 Septemeber 2018, setelah mengantar anak buah abang saya ke terminal dekat Taman Rama Shinta, untuk pulang lebih dulu ke kampung halamannya di Malang, kami ke Sawah terasering di Tegallalang, kemudian melawati istana tampak siring, menuju ke Pura Tirta Empul, ada air suci di sini, banyak turis asing yang mandi di air suci ini dan sore harinya kami ke Danau dan Gunung batur yang Indah. Di Istana Tampak Siring kami hanya mengambil foto, karena memang tertutup untuk wisatawan.



    Taman Rama Shinta







    Tegallalang - Sawah terasering 











    Pura Tirta Empul di Tampak Siring 












    Istana Tampak Siring








    Danau dan Gunung Batur 







    Hari ke lima, Sabtu, 15 September 2018 hari terakhir kami di Bali, sebelum akhirnya pulang kembali ke Jakart pada malam harinya. Pagi-pagi kami sarapan di Pantai Sanur, ada warung makan yang enak disana, Warung mak Beng, menunya sup ikan dan ikan goreng, sambel nya nampol banget, asli enak banget... per porsi 45 ribu...tidak terlalu mahal. Pengunjung penuh, antri untuk mendapatkan kursi. 

    Dari Sanur, kami ke Pasar Sukowati beli oleh-oleh, sebelumnya mampir ke Museum Bajra Sandhi, dan membeli Pie Susu Asli Enakk di Jl. Nangka Selatan, searah menuju pasar Sukowati. Malam harinya nya kami kembali ke Jakarta, dengan penerbangan pukul 9 malam. Jangan lupa memberi oleh-oleh cake Bali Banana di Bandara Ngurah Rai, lembut dan enak. Satu kotak 35 ribu. Ada bermacam rasa. Saya beli yang original dan rasa coklat. 

    Semoga di lain waktu bisa kembali lagi ke sini, karena belum sempat makan Seafood di Jimbaran,  Pura Besakih, GWK dan spot wisata lainnya.  



    Pantai Sanur 








     Warung makan Mak Beng di Sanur





    Museum Bajra Sandhi